Jumat, 08 Februari 2019

Kenali Lebih Dekat Kondisi Disleksia

Kenali Lebih Dekat Kondisi Disleksia - Masih banyak orang yang keliru mengenai disleksia. Hal ini dibuktikan dengan adanya sejumlah mitos yang tersebar di masyarakat. Sehingga tidak heran banyak orang yang menganggap keliru bahwa orang yang menderita disleksia tidak dapat membaca.

Nah, pada kenyataanya orang yang menderita disleksia bukan tidak dapat membaca melainkan mengalami kesulitan dalam membaca, menulis dan mengeja. Kondisi ini terjadi karena penderita disleksia mengalami kesulitan dalam mengindentifikasi kata-kata yang diucapkan dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat. Kesulitan dalam mengartikan kalimat atau kata-kata yang dialami oleh penderita disleksia bukan berarti mereka tidak mampu membaca melainkan mereka hanya memiliki kemampuan yang berbeda untuk mengartikan kalimat dan kata-kata yang dibacanya.

Kenali Lebih Dekat Kondisi Disleksia

Jadi, dapat dikatakan bahwa disleksia merupakan gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis atau mengeja. Disleksia juga diketahui tergolong ke dalam gangguan saraf pada bagian otak yang memproses bahasa dan dapat dijumpai pada anak-anak atau orang dewasa. Nah, terkadang banyak orang yang menganggap bahwa orang yang mengalami disleksia memiliki tingkat IQ yang lebih rendah dari kebanyakan orang normal. Namun, pada kenyataannya kondisi tersebut ternyata tidak memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang.

Nah, orang yang sering dianggap sebagai orang dengan tingkat IQ tertingti di dunia, yup dia adalah Alberts Einstein, ia juga ternyata diketahui memiliki tanda-tanda disleksia lho. Tidak hanya Alberts Einstein saja guys, ternyata sejumlah figur yang tercatat dalam sejarah dunia juga ada yang menderita disleksia lho mereka di antaranya yaitu Alexander Graham Bell dan Leonardo da Vinci. Nah, jadi dengan kata lain, disleksia ini bukan kondisi yang menyebabkan orang yang menderitanya memiliki IQ rendah. Bahkan mereka bisa lebih sukses atau kreatif dibanding dengan orang normal pada umumnya. Jadi, mulai saat ini jangan pernah mengucilkan orang dengan disleksia ya guys.

Gejala Dari Kondisi Disleksia

Mengenai gejalanya sendiri, disleksia diketahui dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda atau bervariasi pada setiap individunya, tergantung usia dan tingkat keparahan yang dialami oleh penderita. Gejala dari disleksia biasanya dapat muncul pada usia 1-2 tahun atau setelah dewasa.

Kondisi disleksia pada balita, biasanya menimbulkan gejala yang sulit dikenali. Namun ketika anak sudah memasuki usia sekolah, gejala yang muncul akan semakit terlihat, terutama saat anak mulai belajar membaca. Gejala yang biasa ditimbulkan meliputi :
  • Perkembangan bicara lebih lamban dibanding anak-anak seusianya.
  • Kesulitan memproses dan memahami apa yang didengar.
  • Kesulitan menemukan kata yang tepat untuk menjawab suatu pertanyaan.
  • Kesulitan mengucapkan kata yang tidak umum.
  • Memiliki kemampuan gambar runga (visual spatial) yang baik.
  • Kesulitan dalam belajar bahasa baru terutama bahasa asing..
  • Kesulitan dalam mengingat sesuatu.
  • Kesulitan dalam mengeja, membaca, menulis, dan berhitung.
  • Lamban dalam menyelesaikan tugas membaca atau menulis.
  • Lamban dalam mempelajarai nama dan bunyi abjad.
  • Menghindari aktivitas membaca dan menulis.
  • Kesulitan mengingat huruf, angka dan warna.
  • Kesulitan memahami tata bahasa dan memberi imbuhan pada kata.
  • Sering salah dalam mengucapkan nama atau kata.
  • Sering menulis terbalik seperti pit saat diminta menulis tip.
  • Kebingungan dalam menulis dan membaca huruf, kata dan angka misalnya d dengan b atau m dengan w.
  • Memiliki masalah dengan penglihatan (meskipun hasilnya mungkin sebaliknya).
  • Memiliki masalah untuk berhubungan sosial.
Di samping itu, mereka yang menderita disleksia juga memiliki masalah dalam mengembangkan kemampuan hubungan sosial mereka karena mereka dipercaya memiliki :
  • Kepercayaan diri yang buruk.
  • Depresi.
  • Merasa dikucilkan.
Jika disleksia tidak ditangani, kesulitan anak dalam membaca akan berlangsung hingga dewasa. Untuk itu, jika kemampuan membaca dan menulis anak terlihat lambat, segeralah konsultasikan pada dokter.

Penyebab dan Faktor Risiko Disleksia

Sampai saat ini penyebab dari disleksia belum diketahui pasti. Namun kondisi ini diduga terkait dengan kelainan gen yang memengaruhi kinerja otak dalam membaca dan berbahasa. Sejumlah faktor yang diduga memicu kelainan gen tersebut adalah :
  • Infeksi atau paparan nikotin, alkohol, dan NAPZA pada masa kehamilan.
  • Lahir prematur atau terlahir dengan berat badan rendah.
  • Genetik, riwayat disleksia atau gangguan belajar dalam keluarga juga diketahui dapat menjadikan anak menderita disleksia.

Penyembuhan Disleksia

Kondisi disleksia sendiri dikenal sebagai suatu kondisi yang tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi deteksi dan penanganan sejak usia dini terbukti efektif meningkatkan kemampuan penderita dalam membaca.

Salah satu metode yang paling efektif dalam membantu meningkatkan kemampuan baca tulis penderita disleksia adalah fonik. Metode ini ditujukan untuk membantu meningkatkan kemampuan dalam mengindentifikasi dan memproses suara. Dalam metode fonik ini, penderita akan diajari sejumlah hal seperti :
  • Mengenali bunyi kata yang terdengar mirip, seperti 'buah' dan 'buat'.
  • Mengeja dan menulis, mulai dari kata sederhana hingga kalimat yang rumit.
  • Menyusun kalimat dan memahami kosakata baru.
  • Memahami huruf dan susunan huruf yang membentuk bunyi tersebut.
  • Membaca kalimat dengan tepat, serta memahami makna yang dibaca.
Guna membantu proses penyembuhan anak, orang tua dapat melakukan sejumlah hal berikut ini :
  • Membaca dengan suara keras di hadapan anak, langkah ini diketahui akan lebih efektif jika dilakukan pada anak usia 6 bulan atau lebih muda.
  • Beri semangat pada anak agar berani membaca.
  • Bekerja sama dengan guru disekolah.
  • Bicara dengan anak tenantang kondisinya.
  • Batasi menonton tv.
  • Bergabung dengan support group.
Anak yang mengalami disleksia yang tidak segera ditangani, bisa menyebabkannya mengalami kesulitan yang parah dalam membaca. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kemampuannya dalam memahami pelajaran di sekolah menjadi lamban atau tertinggal. Oleh karena itu, jika anak memperlihatkan gejala disleksia, segeralah konsultasikan pada dokter. Karena pengobatan yang dilakukan lebih awal diketahui akan lebih efektif.

Ok sobat, sekian yang dapat disampaikan untuk ulasan kali ini. Semoga dapat bermanfaat dan terimakasih banyak atas kunjungannya. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar