Selasa, 23 April 2019

Mengenal Sindrom Tourette

Mengenal Sindrom Tourette - Pernah mendengar sindrom Tourette??? Yup,sindrom Tourette merupakan jenis penyakit yang dapat dialami oleh siapa saja dari semua kelompok usia maupun etnis. Penyakit ini diketahui dapat menyebabkan seseorang melontarkan kata yang berulang bahkan kata-kata kotor secara spontan. Ok lebih jelasnya, yuk simak ulasan berikut ini!!!
Mengenal Sindrom Tourette
Sekilas Tentang Sindrom Tourette

Sindrom Tourette dikenal sebagai salah satu jenis penyakit langka yang menyerang sistem saraf. Penyakit ini diketahui dapat menyebabkan penderitanya tiba-tiba melakukan gerakan atau ucapan berulang secara spontan atau tidak disengaja dan diluar kendali atau juga dikenal dengan istilah tic.

Kondisi sindrom Tourette ini dapat dialami oleh siapa saja. Namun dalam kebanyakan kasus, dibanding perempuan anak laki-laki lebih sering mengalami sindrom Tourette ini. Biasanya kondisi ini dimulai pada usia 2-15 tahun.

Penyebab dari Sindrom Tourette

Dari yang diketahui sampai saat ini, penyebab pasti dari sindrom Tourette masih belum diketahui. Namun ada sejumlah dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh beberapa kondisi.

Beberapa studi menunjunkkan bahwa anak dengan sindrom Tourette memiliki cacat pada struktur, fungsi atau zat kimia otak yang menghantarkan impuls saraf (neurotransmitter), termasuk serotonin dan dopamin.

Dugaan lainnya menyebutkan bahwa pada banyak kasus, kelainan gen yang diwarisi orang tua pada anak diduga menjadi penyebab terjadinya sindrom Tourette.

Di samping itu, asumsi lain menyebutkan bahwa gangguan yang dialami ibu selama masa kehamilan dan kelahiran diduga menjadi pemicu terjadinya sindrom Tourette pada anak. Gangguan tersebut dapat berupa stres yang dialami ibu dalam masa kehamilan atau proses kelahiran yang berlangsung lama. Kondisi fisik bayi saat lahir juga diduga turut berdampak pada kemunculan sindrom ini, misalnya berat badan di bawah normal. Selain itu, infeksi kuman seperti Streptococcus pada anak juga dikaitkan dengan terjadinya sindrom ini.

Gejala dari Sindrom Tourette

Umumnya sindrom Tourette dapat menimbulkan gejala tic. Nah, gejala ini diketahui dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis yaitu :
  • Motor Tics
Gejala sindrom Tourette yang satu ini yaitu melakukan gerakan yang sama secara berulang. Motor tics dapat melibatkan kelompok otot dalam jumlah terbatas (simple tics), maupun beberapa otot sekaligus (complex tics). Beberapa gerakan yang termasuk ke dalam simple motor tics yaitu berkedip, mengangguk, menggeleng, dan menggerak-gerakan mulut. Sedangkan pada complex motor tics, umumnya penderita akan mengulang gerakan seperti menyentuh atau mencium suatu benda, meniru pergerakan suatu benda, menekuk atau memutar badan, meloncat dan melangkah dalam pola tertentu.
  • Vocal Tics
Sedangkan untuk gejala sindrom Tourette yang satu ini yaitu membuat suara yang berulang. Sama seperti motor tics, vocal tics juga bisa terjadi dalam bentuk simple tics dan complex tics. Beberapa contoh dari simple vocal tics yaitu batuk, berdeham, dan membuat suara menyerupai binatang seperti menggonggong. Sedangkan pada complex vocal tics yaitu mengulang perkataan sendiri (palilalia) atau perkataan orang lain (echophenomena) dan mengucapkan kata-kata kasar dan vulgar (koprolalia).

Nah, sejumlah kondisi seperti stres, cemas, kelelahan atau terlalu bersemangat diketahui bisa memperburuk tic. Selain itu, tic juga bisa memburuk di awal masa remaja dan berkembang saat masa transisi dari masa remaja ke masa dewasa.

Komplikasi Sindrom Tourette

Di samping itu, orang dengan sindrom ini umumnya juga memiliki sat atau bahkan beberapa kondisi tertentu lainnya. Adapun beberapa kondisi yang sering kali dikaitkan dengan sindrom Tourette adalah :
  • Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
  • Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
  • Gangguan spektrum autisme.
  • Gangguan tidur.
  • Depresi.
  • Gangguan kecemasan.
  • Gangguan belajar.
  • Nyeri terkait serangan tics terutama sakit kepala.
  • Gangguan suasana hati, sulit menahan amarah.
  • Gangguan perilaku.
Pengobatan dan Penanganan Sindrome Tourette

Sindrom Tics dengan gejala yang ringan umumnya tidak memerlukan pengobatan. Namun, jika gejala yang dialami cukup parah, mengganggu aktivitas keseharian, atau membahayakan diri ada beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan, seperti :
  • Psikoterapi
Untuk pengobatan psikoterapi biasanya terapi yang umum digunakan adalah terapi perilaku kognitif. Terapi tersebut berguna untuk meringankan gejala dari ADHD, OCD dan depresi. Dalam sesi psikoterapi, terapi juga dapat menggunakan metode bantuan seperti hipnotis, meditasi, teknik pernapasan atau relaksasi.
  • Obat-obatan
Hingga saat ini belum ada obat untuk dapat menangani sindrom Tourette, namun ada beberapa obat yang bisa membantu pasien untuk mengendalikan tics, seperti obat antipsikotik (misalnya haloperidol), antidepresan, suntik botox atau obat antikonvulsan.
  • DBS (Deep Brain Stimulation)
Prosedur ini menggunakan elektroda yang ditanam ke dalam otak pasien. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk merangsang reaksi otak dalam. Namun, DBS hanya direkomendasikan bagi penderita dengan gejala yang parah dan tidak tertangani dengan terapi lain.

Dukungan untuk penderita sindrom Tourette

Penderita sindrom Terapi umumnya memiliki masalah saat harus berinteraksi dengan orang lain. Kepercayaan diri mereka dapat berkurang akibat kondisi yang mereka miliki, sehingga turut meningkatkan stres dan depresi. Kondisi tersebut dapat berujung pada penyalahgunaan NAPZA. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu penderita sindrom Tourette antara lain :
  • Usahakan untuk selalu mendapatkan informasi yang akurat mengenai sindrom Tourette, baik bagi penderita ataupun keluarga.
  • Ingatlah bahwa tics akan mencapai puncaknya saat penderita mencapai usia remaja dan kondisi tersebut akan membaik seiring bertambahanya usia.
  • Tanam kepercayaan diri penderita sindrom Tourette, salah satunya dengan mendukung olahraga pilihan atau kegiatan lain yang menarik perhatiannya serta menjaga hubungan baik dengan teman bermainnya.
  • Jadilah pendukung yang baik bagi penderita. Dengan membantu mengedukasi orang lain di sekitar anak secara rutin, anak dengan sindrom Tourette dapat berkembang lebih baik dalam lingkungan belajar yang lebih kecil atau melalui les privat.
  • Ikuti kelompok dukungan yang sesuai dengan kebutuhan penderita.
Sindrom Tourette tidak mengurangi kepintaran atau usia penderitanya. Gejala sindrom Tourette dapat membaik seiring bertambahnya usia, namun juga dapat bertambah parah dan membutuhkan perawatan lanjutan. Dukungan pada penderita sindrom Tourette dapat membantu meredakan gejala yang mereka alami, yang umumnya dipicu oleh serangan panik, cemas, dan depresi yang berasal dari lingkungan sekitar mereka. Itulah sebabnya edukasi, terapi, dan kelompok dukungan berperan penting bagi perkembangan kondisi penderita.

Sumber referensi : https://www.alodokter.com/sindrom-tourette

OK guys, itulah sejumlah ulasan mengenai sindrom Tourette yang dapat disampaikan. Sekian dari saya, semoga dapat bermanfaat dan terimakasih banyak atas kunjungannya. :)

1 komentar:

  1. Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
    dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
    WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    BalasHapus