Senin, 22 April 2019

Mengenal Kleptomania, Gangguan Psikologis - Hasrat Mencuri Yang Tak Terkendali

Mengenal Kleptomania, Gangguan Psikologis - Hasrat Mencuri Yang Tak Terkendali - Pernah mendengar kleptomania??? Yup, istilah ini seringkali disematkan pada mereka yang sering mencuri. Lalu apa itu kleptomania??? Ok lebih jelasnya, yuk langsung aja simak ulasan lengkapnya berikut ini!!!
Mengenal Kleptomania, Gangguan Psikologis - Hasrat Mencuri Yang Tak Terkendali
Mengenal Sekilas Tentang Kleptomania

Kleptomania sendiri diketahui sebagai salah satu jenis gangguan mental lho. Lebih tepatnya kleptomania merupakan suatu kondisi yang termasuk ke dalam kelompok ganggan kendali impulsif, suatu kondisi di mana si penderita tidak dapat menahan atau mengendalikan diri untuk mengutil atau mencuri.

Kondisi gangguan mental yang satu ini juga diketahui jarang terjadi pada seseorang, namun penyakit mental yang satu ini bisa membuat si penderitanya terganggu secara emosional sehingga malu untuk mencari pengobatan.

Kleptomania juga dikenal sebagai gangguan mental yang dapat terjadi pada siapa saja baik pada anak-anak, remaja atau dewasa, namun dibanding pria wanita lebih rentan mengalaminya. Dan umumnya kondisi gangguan mental yang satu ini terbentuk di masa remaja, namun ada juga yang muncul setelah dewasa.

Biasanya penderita kleptomania sering mencuri di tempat umum seperti supermarket, tempat pesta, atau mencuri barang milik teman. Nah, umumnya lagi, barang yang dicurinya adalah barang yang sebenarnya tidak ia butuhkan dan tidak berguna. Beberapa orang dengan kondisi ini bahkan termasuk orang dengan ekonomi berkecukupan.

Tidak seperi pencuri barang di toko pada umumya, orang dengan kleptomania tidak secara kompulsif mencuri untuk memperoleh keuntungan pribadi, tidak juga mencuri untuk balas dendam. Mereka mencuri hanya karena keinginan atau hasrat yang sangat kuat yang tidak bisa ditahan oleh mereka. Dorongan ini membuat mereka sangat resah/tidak nyaman atau tegang. Untuk menenangkan perasaan tersebut, mereka harus mencuri.

Setelah melakukannya, mereka akan merasa lega dan merasakan kepuasan. Meskipun setelahnya mereka akan merasakan rasa bersalah, penyesalan, membenci diri sendiri dan takut akan ditangkap yang sangat besar.

Gejala Umum dari Kleptomania

Berbeda dengan pencurian yang dilandasi dengan motif kriminal, terdapat sejumlah gejala yang umum dialami si penderita, beberapa di antaranya yaitu :
  • Penderita kleptomania tidak mampu menolak dorongan yang kuat untuk mencuri, dan umumnya barang yang dicurinya merupakan sesuatu yang tidak berharga dan tidak mereka butuhkan. Hal ini berbeda dari pencurian kriminal yang mencuri barang berharga dan bernilai tinggi.
  • Umumnya penderita akan merasa cemas dan tegang saat hendak melakukan pencurian, lali muncul rasa senang dan puas setelah berhasil melakukan aksinya. Setelah melakukannya, ia cenderung akan merasa bersalah, menyesal, malu dan takut tertangkap. Namun demikian, mereka tetap tidak bisa menahan diri untuk mengulagi perbuatannya.
  • Penderinta juga umumnya melakukan aksinya secara spontan dan seorang diri, berbeda dengan pencuri krimnal yang sering melibatkan orang lain adn menyusun rencara sebelum mencuri. Barang yangdicuri juga jarang digunakan untuk dirinya sendiri. Umumnya mereka akan membuang, memberikannya atau mengembalikannya secara diam-diam.
  • Pencurian yang dilakukan juga tidak berhubungan dengan respons terhadap delusi atau halusinasi. Bukan juga karena luapan kemarahan atau balas dendam.
Penyebab dari Kleptomania

Penyebab pasti dari kleptomania sampai saat ini belum dapat diketahui. Namun kondisi ini diperkirakan terbentuk akibat adanya perubahan terhadap komposisi kimia di dalam otak seperti menurunya kadar serotonin atau hormon yang bertugas untuk mengatur emosi, ketidakseimbangan sistem opioid otak yang mengakibatkan keinginan untuk mencuri tidak bisa ditahan, serta terjadinya pelepasan dopamin, yang menjadikan pelaku merasa senang atas perbuatannya dan cenderung ketagihan.

Faktor Risiko Kleptomania

Kleptomania sendiri tergolong kondisi gangguan kesehatan mental yang jarang terjadi. Namun, diketahui ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kleptomania, di antaranya :
  • Riwayat keluarga, kleptomania lebih rentah terjadi pada mereka dari keluarga yang menderita kleptomania, pecandu alkohol, atau pengguna narkoba.
  • Riwayat penyakit mental, seperti gangguan bipolar, gangguan kecemasan atau gangguan kerpribadian.
  • Jenis kelamin, dibanding pria, wanita lebih dominan mengalami kondisi kleptomania.
Komplikasi dari Kleptomania


Kondisi kleptomania yang dibiarkan diketahui bisa menimbulkan berbagai masalah pada kehidupan penderita, seperti masalah emosional, masalah dalam pekerjaan, keluarga, atau masalah hukum. Sebagai contoh, penderita kleptomania mungkin merasa bersalah, malu bahkan membenci dirinya sendiri. Perasaan tersebut muncul dari kesadaran bahwa mencuri adalah tindakan yang salah, namun dia tidak bisa menahan dorongan untuk melakukan hal yang salah tersebut.

Kemungkinan kleptomania juga bisa menyebabkan sejumlah kondisi lain seperti :
  • Depresi.
  • Cemas.
  • Gangguan kepribadian.
  • Gangguan bipolar.
  • Penyalagunaan alkohol.
  • Percobaan bunuh diri.
Penyembuhan dan Pengobatan Kleptomania

Kleptomania dikenal sebagai kondisi yang tidak dapat disembuhkan, namun kondisi ini masih bisa ditangani dengan bantuan medis. Umumnya kleptomania sering diatasi dengan kombinasi psikoterapi dan obat-obatan.

Jenis psikoterapi yang umumnya diterapkan pada penderita kleptomania adalah terapi perilaku kognitif. Melalui terapi ini, pasien akan diberikan gambaran mengenai perbuatan yang dia lakukan serta akibat yang bisa diterima, seperti berurusan dengan pihak berwajib. Dengan gambaran yang diberikan, pasien diharapkan bisa menyadari bahwa pencurian yang dia lakukan merupakan tindakan yang salah. Selain itu pasien juga akan diajarkan cara melawan atau mengendalikan keinginan kuatnya dalam mencuri, misalnya dengan teknik relaksasi.

Untuk obat-obatan, dokter akan meresepkan obat antidepresan jenis selektive serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Obat ini akan bekerja dengan membuat serotonin bekerja lebih efektif. Jika serotin dapat bekerja dengan efektif, hal tersebut bisa membantu mengurangi menstabilkan emosi. Selain itu, dokter juga bisa memberikan obat opioid antagonist yang berfungsi untuk menurunkan dorongan mencuri dan rasa senang yang timbul setelah mencuri.

Dari yang diketahui pengobatan berkelanjutan sangat dibutuhkan pada penderita kleptomania, guna mencegah kleptomania kambuh kembali. Namun, jika gejala sudah membaik namun muncul keinginan untuk melakukan pencurian lagi, maka segeralah temui dokter kembali.

Sumber referensi : https://www.alodokter.com/kleptomaniahttps://hellosehat.com/penyakit/kleptomania/ dan https://doktersehat.com/definisi-psikologis-kleptomania/.

OK guys, itulah dia sejumlah informasi mengenai kleptomania yang dapat disampaikan. Semoga dapat bermanfaat dan terimakasih banyak atas kunjungannya sekalian. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar